EXPLORE SEMARANG – Industri K-pop menuju global terus menggemparkan dunia dengan mencetak prestasi luar biasa, dan salah satu tren terbaru yang menarik perhatian adalah munculnya grup idola K-pop tanpa anggota Korea.
Sementara K-pop telah mendominasi tangga musik global selama beberapa tahun terakhir, hal ini menjadi semakin jelas dengan berita terbaru dari JYP Entertainment dan HYPE Entertainment yang meluncurkan proyek-proyek K-pop di Amerika Serikat.
Tren ini dimulai ketika JYP Entertainment mengumumkan kelahiran grup barunya, “VCHA,” melalui proyek peluncuran girl grup global yang dikenal sebagai “A2K (America2Korea).”
Proyek besar ini adalah hasil kerja sama dengan Republic Records, label di bawah Universal Music. Yang menarik dari VCHA adalah bahwa mereka bukan hanya terdiri dari anggota multinasional, tetapi juga mengikuti sistem pelatihan K-pop yang ketat, termasuk hidup bersama, penurunan berat badan, dan larangan berkencan – ciri khas idola Korea.
Namun, pertanyaannya adalah, dapatkah mereka beradaptasi dengan sistem idola Korea yang agak konservatif, mengingat perbedaan budaya antara Timur dan Barat?
Sementara VCHA belum melakukan debut resmi, lagu pra-debut mereka “YO Universe” telah mencuri perhatian dengan lebih dari 8,2 juta penonton di YouTube.
Selanjutnya, HYPE Entertainment juga ikut meramaikan tren ini dengan mengumumkan produksi grup K-pop lokal di AS melalui proyek audisi global yang mereka sebut “The Debut: Dream Academy.”
Proyek ini mencakup audisi di 12 kota di seluruh dunia dan telah memilih 20 finalis yang akan membentuk sebuah grup K-pop dengan anggota dari berbagai negara, termasuk Korea, Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Brasil, dan Thailand.
Mirip dengan VCHA, grup ini juga aktif sebelum debut resmi mereka, bahkan mengadakan fan meeting di Korea untuk bertemu penggemar dari 150 negara.
Kedua kelompok ini memiliki kesamaan utama: keduanya adalah grup K-pop yang beroperasi di AS, bukan di Korea.
Dengan JYP Entertainment dan HYPE Entertainment melaporkan penjualan luar negeri yang mencapai persentase tinggi dari total penjualan mereka, tampaknya langkah alami bagi mereka untuk memproduksi grup K-pop lokal yang sebagian besar berbasis di luar negeri.
Meskipun belum ada debut resmi dari kedua grup tersebut, bisa dikatakan bahwa masa depan K-pop sangat bergantung pada performa mereka.
Tren munculnya grup K-pop tanpa anggota Korea ini merupakan bukti kuat bahwa K-pop bukan lagi milik Korea saja, tetapi telah menjadi fenomena global yang menjangkau berbagai negara dan budaya.
Mungkin ini hanya awal dari perubahan besar dalam industri musik K-pop, di mana bakat dari seluruh dunia memiliki kesempatan untuk bersinar dalam sorotan internasional.
Leave a Reply